Betapa orang cenderung pada kebaikan walaupun nalurinya mengintai-intai kejahatan. Ada orang cenderung pada kejahatan walaupun nalurinya membisik kebaikan. Ini lumrah kehidupan. Itulah yang membuat hidup ini indah. Kehidupan ini ibarat lukisan berwarna-warni. Kalau satu warna sahaja tidak menawan. Kalau semuanya putih pastinya tidak relistik. Kalau semuanya hitam membosankan.
Ia ibarat lukisan. Kalau kanvas itu putih kita guna warna putih tentunya lukisan tidak timbul. Mana mungkin kita lihat kontras warna dan keindahan. Jika cuma warna hijau tentu lukisan jadi kaku. Apapun jika kanvas putih dipalitkan hitam akan lahir sebuah lukisan.
Sekiranya lukisan penuh warna tampaklah keindahan 'wajah-wajah'nya. Di sana ada merah, biru, kuning, hitam, jingga, putih, samar, ungu, hijau. Bayangkan betapa indahnya lukisan itu. Terlahirlah wajah-wajah dalam bentuk warna-warna. Jika asyik warna indah jangan lupa di sana ada hitam yang kita benci. Jika seluruhnya putih... membosankan! Jadi kenapa takut pada hitam. Bukankah hitam itu menghidupkan?
Ini yang dikatakan haq dan bathil itu paut-memaut atau hidup-menghidupkan. Akhirnya mereka bersatu dan tidak dipisahkan. Perhatikan jika memakai satu warna sahaja, memang membosankan. Rumah warna merah, kereta merah, baju merah, kasut merah, alatan rumah merah, semuanya merah. Andaikata semua bunga berwarna merah semata-mata, tidak ada kuning, putih, biru dan seumpamanya... aduh seakan si Penciptanya tidak hebat! Seandainya semua berkaki dua, tidak ada berkaki empat, enam, lapan, sepuluh, seratus... Bosan. Tidakkah kita sedar ada yang tidak berkaki langsung! Hebatnya Penciptaan!
Ini adalah kiasan semata-mata (tentang warna-warna kebenaran).
Monday, October 27, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment